Jumat, 06 November 2015

bagaimana melupakanmu

Bagaimana caranya mengikhlaskanmu wahai adam? Sampai saat ini ada perasaan tak rela di dalam dadaku yang sering kali membuatku sesak untuk menghirup udara. Perasaan itu seakan menyempitkan rongga dadaku dan meracuni seluruh udara di sekitarku. Apakah aku menangis? Ya. Aku menangis. Aku tak tahan melihat kamu bahagia dengan hawamu yang lain. Aku merasa cukup mudah untuk di hancurkan. Aku merasa perasaanku sudah kacau. Tak beraturan.

Saat kau masih bersamaku kau tendang kebahagian yang telah kita susun dengan rapi. Kebahagiaan itu hancur. Berkeping keping. Aku lupa bagaimana caranya untuk bahagia. Meski saat ini adam di sebelahku mampu membuatku tersenyum, itu tidak seperti caramu membuatku tertawa.

Cara dia beda. Saat kau yang membuatku tersenyum,ada rasa manis. Bukan di mulutku. Tapi di hati dan otakku. Bagian tebu mana yang kau gunakan untuk membuatku bahagia? Manismu khas. Membuatku sulit lupa.

Aku ingin melupakan manismu. Tapi itu semua terpatri di otakku wahai adam. Terkadang ingatan itu menggelitik membuatku tersenyum untuk beberapa saat. Karena sejujurnya saat aku bersamanya aku masih memikirkanmu. Saat aku menatap matanya aku selalu berharap itu matamu. Mata yang pernah menatapku seakan-akan akulah satu-satunya. Matanya yang dulu selalu mencuatkan sinarnya saat melihat sosokku berlari dan menghambur kepelukannya. Mata yang pernah menatapku dan seolah berkata "jangan tinggalkan aku ya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar