Jumat, 23 Oktober 2015

Jarak itu tak berarti

Malam ini rindu kembali menggelitik wajahku. Aku kembali bertanya "kamu kapan pulang?" untuk yang kesekian kali dan kau jawaab "sabar sayang sekarang belum waktunya sekarangkan belum liburan, aku gamau ganggu sekolah kamu, lagian tabungan aku belum cukup buat ketemu kamu, masa aku cuma ketemu tanpa bawa omleh2 buat mama kamu, aku kerja juga buat kamu sayang buat kita, jadi sabar aja sayng" kata-kata yang sama. Selalu sama saat aku menanyakan hal yang sama pula. Dan lucunya saat kau berucap demikian di ujung sana mulutku selalu menirukan wajahmu saat kamu mengatakan itu. Entah berapa purnama lagi aku akan berjumpa tapi kamu janji 7 Desember 2015 kamu akan pulang. Perbedaan yang terlampau kontras antara aku dan kamu memang menjadi penghalang bahkan bukan hanya itu waktu, sinyal, komunikasi, baterai, dan JARAK.

Aku kembali mengingat saat pertama kali kita berjumpa. Kamu adalah sepupuku yang hidup berbeda kota. Kita pertama bertemu bulan juni setelah kelulusanku di SMP. Tanggal 15 juni kamu mengajakku menonton film bergenre horor Insidious3 di bioskop dan kamu mengajak berjalan jalan dan sekedar meneguk swcangkir kopi di tengah dinginnya malam.


Ditengah perjalanan kamu bercerita bahwa kamu baru putus dari kekasihmu dan sedang mencari sandaran wanita baru kamu akhirnya berkata untuk mencarikan seorang kekasih. Aku hanya sekedar mengiyakan.

Hari-hari selanjutnya kamu mengajakku menikmati indahnya kotamu. Malang. Dan kamu mengutarakan keseriusanmu untuk berhubungan denganku. Sempat ragu. Karena akan melakukan hubungan jarsk jauh untuk pertama kalinya "nanti kalo kakak disini macem-macem gimana?" itu kataku yang kau dampingi hanya dengan tawa heranmu.

Saat aku akan kembali kekotaku kamu bilang "jaga mata jaga hati jaga pikiran, you'r mine and im yours" sekilas kamu memeluk dan mengecup kening ku. Ahh aku rindu muhibbi. Aku merindukan pelukmu, nafas hangatmu dan aku mendengar detak jantungmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar